PP UII Kuatkan Spirit Hijrah untuk Bumi dan Sesama di Awal Hijriah
Sambut bulan Muharram di awal tahun baru 1447 H, Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (PP UII) menggelar kajian dengan tema “Menguatkan Spirit Hijrah, Menebar Damai untuk Bumi dan Sesama”.
Kajian ini menghadirkan Dosen Teknik Lingkungan UII, Ikrom Mustofa, S.Si., M. Sc. bersama pengasuh-pengasuh PP UII, Ustaz Dr. Drs. Suyanto, M.S.I. dan Ustaz Tajul Muluk, S. Ud., M. Ag. yang bertempat di Aula PP UII Putra pada Ahad (29/06) yang dihadiri oleh santri-santri PP UII.
Kajian ini dibuka dengan refleksi oleh Ustaz Dr. Drs. Suyanto, M.S.I. terkait tema yang disampaikan. Menurut Ustaz Suyanto, tema kajian ini berdasarkan perhatian terhadap ekologi yang akhir-akhir ini semakin meningkat. Beliau menambahkan bahwa memahami terkait alam (ekologi) dalam Qur’an, selain dipahami dari perspektif intelektual, juga perlu dipahami dari perspektif spiritual.
Ustaz Suyanto berpandangan bahwa perspektif spiritual dapat membantu memahami ayat-ayat tentang alam dalam Qur’an, yang seringkali memberikan refleksi yang bersifat transendental, seperti aspek kesyukuran dan keimanan. Menurutnya, cara ini menjadi salah satu tolok ukur tingkat keimanan seseorang adalah dengan memahami alam sebagai tanda tajalliyah-Nya (red: manifestasi) Allah SWT dari sudut pandang tasawuf.
“Malam hari ini kita berefleksi, apakah kita sudah berinteraksi dengan alam dengan sebaik baiknya? Itu secara makro. Secara mikronya adalah lingkungan sekitar kita, apakah lingkungan sekitar sudah kita perlakukan dengan sebaik dan seindah mungkin,” ujar Ustaz Suyanto dengan memberi pertanyaan refleksi.
Memasuki sesi kajian, penyampaian materi oleh Ikrom Mustofa, S.Si., M.Sc. dengan judul materi “Hijrah Zaman Kini: Spirit Transformasi Inklusif untuk Bumi dan Sesama”. Permulaan kajian beliau membahas hijrahnya Nabi Muhammad SAW yang juga menjadi awal penanggalan kalender hijriah.
Menurutnya hijrah tersebut tidak hanya simbol migrasi dari Makkah ke Madinah saja, namun ini juga menjadi momen transformasi masyarakat jahiliyah menuju masyarakat berkeadaban.
Ikrom juga menambahkan bahwa Islam adalah agama rahmatan lil’alamin yang memberikan rahmat kepada manusia dan alam seisinya. Menurutnya, hal ini tidak menempatkan manusia sebagai pusat dari kehidupan, akan tetapi menjadi pemimpin yang melayani kehidupan.
“Pemimpin yang melayani itu penting, untuk menghasilkan output yang diharapkan bareng-bareng, untuk kemaslahatan semua,” jelas Ikrom.
Untuk mencapai kemaslahatan, Ikrom memaparkan peran mahasiswa, khususnya santri dalam membangun kemaslahatan alam dan sekitarnya.
Pertama, menjadi cendekiawan yang menyambung wahyu dan realitas, dan yang kedua melawan triple injustice: ketimpangan ekonomi, sosial, dan ekologis. Para santri seharusnya dapat memaksimalkan ilmu yang dimiliki dalam melaksanakan peran-peran tersebut.
“Intinya adalah hijrah dari eksklusivisme. Islam itu tidak ekslusif, tapi inklusif, artinya keterbukaan sosial dan keberpihakan ekologis,” pungkas Ikrom.
(MFM)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!