Merayakan Hari Santri, Pondok Pesantren Adakan Lomba MYC 2024
Dalam merayakan Hari Santri Nasional (HSN), Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (PP UII) menggelar Moslem Youth Competition (MYC) 2024 yang bertemakan “Santri Cerdas: Pendidikan Berkualitas Menuju Indonesia Emas” pada 16 September – 13 Oktober 2024. Talkshow serta Babak Final MYC 2024 resmi dibuka pada Sabtu (26/10) di Gedung Kuliah Umum (GKU) Prof. Dr. Sardjito, Kampus Terpadu UII, Kaliurang.
Ust. Dr. Suyanto, S.Ag., M.S.I., M.Pd., Pengasuh Pondok Pesantren UII Putra, dalam sambutannya mengungkapkan sejarah UII yang lahir sebelum Indonesia merdeka, yakni pada 8 Juli 1945. Menurutnya, perkembangan UII, termasuk dengan kelahiran PP UII, terus menuai reputasi positif, baik secara nasional maupun internasional. Penyelenggaraan MYC 2024 ditujukan untuk mencari talenta siswa/i terbaik dari berbagai wilayah di Indonesia.
“Keberadaan Pesantren ini yang lahir tahun 1996, sampai dengan sekarang, menjadikan tempat untuk mendidik santri-santri yang diberikan beasiswa full kuliah di UII. Karena itu, tadi kita sampaikan, lomba ini bukan sekadar untuk mencari menang/kalah, tidak. Tetapi, memberikan kesempatan juga kepada calon-calon mahasiswa terbaik untuk bisa merasakan kuliah di UII dengan beasiswa full,” terang Ust. Suyanto.
Talkshow MYC 2024 diselenggarakan dengan tajuk “Eksistensi Santri Intelektual Hadapi Pemudaran Kesadaran Pendidikan dalam Negeri”. Acara tersebut turut mengundang Ust. Rheyza Virgiawan, Lc., M.E., dosen dan Ketua Program Studi Ekonomi Islam Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI) UII, sebagai pembicara, dan dimoderatori oleh Alfin Ibnu Hady, santri PP UII dari Program Studi Hubungan Internasional IP.
Dalam pembahasannya, Ust. Rheyza menjelaskan mengenai problematika fundamental dalam pendidikan di Indonesia, semisal bagaimana sejumlah sekolah yang justru berfokus pada pendidikan aspek kognitif semata.
Padahal, mengutip Imam al-Syafi’i, terdapat enam syarat penting dalam pendidikan, yakni dzaka (kecerdasan), hirs (semangat), ijtihad (kesungguhan), dirham (kecukupan harta), shuhbatul ustadz (bimbingan guru), serta thuluz zaman (waktu yang panjang).
“Metode itu pasti lebih penting dari sekadar materi … Tetapi daripada metode atau apapun itu, yang paling penting adalah gurunya. Kalau gurunya tidak siap menyampaikan, metode apapun yang dipakai pasti tidak akan baik juga. Tetapi, kalau dari awal gurunya tidak punya ruh al-mudarris, jiwa sebagai seorang mudarris, tidak ada keikhlasan di dalamnya, pasti akan sangat berbeda hasilnya,” ujarnya.
Di samping itu, menanggapi isu tergerusnya kesadaran pendidikan, Ust. Rheyza menerangkan salahnya pola pikir materialistis yang justru memunculkan sikap perhitungan terhadap proses pendidikan. Menurutnya, perlu ada pemisahan antara aspek usaha yang merupakan dimensi manusia, serta aspek hasil yang merupakan dimensi Tuhan. Proses belajar, oleh karenanya, mesti dilakukan karena memang wajib bagi seorang Muslim.
“Kalau kita tidak bisa membedakan itu, apapun yang kita kerjakan dan tidak sesuai dengan yang kita harapkan, kecewa. Kata Al-Qur’an apa? Likai lâ ta’sau ‘alâ mâ fâtakum wa lâ tafraḫû bimâ âtâkum. Agar Anda tidak kecewa atas apa yang hilang dari Anda, dan Anda tidak terlalu senang atas apa yang Anda dapatkan. Kenapa? Karena itu ketetapan dari Tuhan. Usaha Anda usaha aja. Tapi ingat, kata Allah, wa anna sa’yahụ saufa yurā. Usaha Anda itu akan dilihat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ust. Rheyza berkomentar bahwa pendidikan semestinya ditanggapi secara holistik, alih-alih materialistik. “Kita bukan materialistik. Kita holistik. Holistik itu berarti lebih mengakar. Ada nilai-nilai yang diperjuangkan di sana. Kenapa kita belajar, tadi karena kita memang menganggap kewajiban kita sebagai santri. Kita sebagai mahasiswa itu ya belajar. Apa yang akan datang setelah itu, itu buah dari apa yang kita tuai, kita semai,” pungkasnya.
MYC sendiri adalah serangkaian kompetisi yang diadakan Pondok Pesantren UII setiap tahunnya untuk merayakan HSN. Diikuti siswa/i SMA/sederajat dari berbagai penjuru Indonesia. Terdapat sejumlah cabang lomba dalam MYC 2024, di antaranya termasuk Musabaqoh Syarhil Qur’an (MSQ), Pidato Bahasa Arab, Reels Video Dakwah, serta Seni Hadroh. (JRM/FCP)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!