Santri PP UII Wakili Indonesia dalam Ajang Debat Bahasa Arab Tingkat Asia
Tim yang terdiri dari tiga Santri PP UII menjadi salah satu tim delegasi yang mewakili Indonesia dalam ajang Asian Arabic Debating 3rd yang diselenggarakan pada Selasa (28/10/2025) hingga Senin (1/11/2025) di Muscat, Oman.
Tiga Santri tersebut yakni M. Fathul Anam dan Muhammad Faisal Ferdian Syah merupakan mahasiswa Ahwal Syakhsiyah International Program (AS IP) serta Ali Muthahari, mahasiswa Pendidikan Agama Islam (PAI) menjadi ketua dari tim ini. Selain itu, tim delegasi Indonesia dari UII ini didampingi oleh Ustaz Saiful Aziz, S.H., M.H. selaku pelatih.
Ali, ketua tim delegasi ini mengungkapkan bahwa tim mereka mengikuti kompetisi tersebut melalui undangan. Ia menjelaskan bahwa selain UII, perwakilan Indonesia lainnya yakni dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Institut Muslim Cendekia (IMC).
Mereka juga telah menyiapkan latihan yang cukup intens selama 3 bulan sebelum kompetisi. Dua dari mereka yakni Ali dan Anam juga di tengah persiapan mengikuti Musabaqah Tilawatil Qur’an Nasional (MTQMN) Tahun 2025 sehingga persiapannya semakin mantap.
Komunikasi mereka juga cukup intens dengan pelatih. Ali mengaku dari Ustaz Saiful memberikan banyak insight dan pendampingannya sangat membantu dari proses latihan hingga pendaftaran lomba.
Kompetisi ini juga memberikan pengalaman yang berkesan bagi mereka. Ali menjelaskan bahwa Oman merupakan negara yang pertama kali yang mereka kunjungi sangat menjaga tradisi bangsanya.
Menurutnya, walaupun Oman merupakan negara yang kaya, namun arsitektur bangunannya yang menjadi ciri khas tradisi mereka masih terjaga. Selain itu, mereka juga bertemu dengan orang-orang asing yang non-arab seperti orang Korea dan Vietnam yang dapat berbicara dengan bahasa Arab.
“Bayangin mereka orang Korea dan Vietnam ngomong Bahasa Arab kek wow, keren gitu. Kalau orang Arab ngomong Arab kan (sudah) biasa,” jelas Ali.
Dalam kompetisi tersebut, menurutnya kunci keberhasilan tim adalah satu suara dalam strategi khususnya. Ia menambahkan bahwa strategi debat terdapat penempatan atau formasi seperti dalam sepak bola. Keduanya memerlukan kesepahaman satu visi untuk mencapai kemenangan dalam kompetisi.
Ali juga memberikan pesan-pesan terhadap para santri agar dapat mengenali dan memaksimalkan potensi yang mereka punya. Selain itu, ia menambahkan untuk memanfaatkan waktu serta kesempatan sebaik mungkin. Usaha ini agar santri jangan sampai menyesal karena menyia-nyiakan kesempatan tersebut.
“Jangan sampai kita menyesal ketika kita tidak menyempatkan waktu dan kesempatan yang ada,” pungkas Ali.
(MFM)





Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!