Mengenal Pivot, Strategi Andalan Bisnis di Masa Pandemi
Oleh : Athifah Nur Husna
Krisis ekonomi di tengah pandemi COVID-19 telah berdampak secara signifikan terhadap sebagian besar sektor bisnis. Dilansir dari laman katadata.co.id, sektor usaha mikro, kecil dan menengah mendapatkan pukulan yang sangat besar dari dampak pandemi corona tahun ini (Katadata.co.id, 2020). Demikian halnya yang dialami oleh sektor bisnis startup. Menurut databoks katadata.co.id, sebagian besar bisnis startup yang bergerak di bidang perjalanan, perumahan, media serta marketplace dan platform terbukti paling terdampak COVID-19 dibandingkan dengan sektor bisnis startup lainnya (Databooks, 2020).
Diantara banyaknya bisnis yang gulung tikar akibat penurunan penjualan, terdapat beberapa bisnis yang memilih untuk tetap bertahan, bahkan tumbuh di tengah krisis pandemi ini. Strategi yang paling utama dilakukan oleh sebagian besar pebisnis adalah mengubah model bisnis dan memanfaatkan teknologi digital. Menurut Amarilla Nirmala, dalam Kumpulan Tips Praktis untuk Umkm Beradaptasi dalam Merespon Dampak COVID-19 terdapat beberapa strategi model bisnis yang dapat dilakukan di tengah pandemi ini (Nirmala, 2020). Pertama, mengubah produk atau jasa yang dijual seperti inovasi frozen food yang marak dilakukan saat ini. Kedua, mengubah mekanisme berjualan seperti menawarkan promosi donasi. Ketiga, mengubah promo gift card. Keempat, mengubah strategi margin. Kelima, strategi bayar sepuasnya yang mendasarkan bisnis pada kemurahan hati para konsumen.
Perubahan model bisnis yang dilakukan dapat berskala kecil maupun besar. Dalam sebuah kesempatan Talkshow Ngobras yang diadakan oleh Ibisma UII, Mas Saptuari, pemilik usaha Tengkleng Hohah menyampaikan bahwa dirinya melakukan perubahan model bisnis dengan mengeluarkan produk baru berupa frozen food tengkleng goreng (Saptuari, 2020). Perubahan model bisnis juga dilakukan oleh perusahaan besar tingkat nasional seperti Martha Tilaar dan juga Sinarmas. Di dalam website resmi masing-masing perusahaan, keduanya mengeluarkan produk baru (marthatilaarshop.com, 2020). Martha Tilaar dengan produk handsanitizernya dan Sinarmas yang memproduksi masker guna memenuhi kebutuhan pasar (sinarmas.com, 2020).
Strategi perubahan model bisnis ini dikenal dengan istilah pivot dalam berbisnis. Dilansir dari laman Warta Ekonomi, pivot merupakan sebuah aktivitas pengembangan bisnis yang dilakukan dengan cara mengubah model bisnis itu sendiri dengan tetap mempertahankan visi yang dimiliki. Istilah pivot sendiri diambil dari gerakan basket yang merubah arah dengan tetap bertumpu pada salah satu kaki (Utami, 2020).
Dalam sebuah jurnal berjudul Peran Inkubator Bisnis dalam Mengembangkan Digital Startup dijelaskan bahwa istilah pivot pertama kali diperkenalkan oleh Eric Ries, pengusaha sekaligus seorang mentor startup terkemuka. Konsep ini merupakan pengembangan dari konsep The Lean Startup yang yang diajukan oleh Steve Blacks, guru dari Eric Ries di kelas customer development The University of California, Berkeley (Saputra, 2014) . Konsep pivot yang diperkenalkan oleh Eric Ries ini berangkat dari pengalamannya sebagai mentor bagi perusahaan. Menurutnya, definisi pivot sendiri adalah mengoreksi strategi terstruktur yang dirancang guna menguji hipotesis mendasar mengenai produk, strategi dan pertumbuhan sebuah bisnis.
Dalam konsep The Lean Startup, terdapat dua pilihan yang dapat pebisnis ambil yaitu mengubah model bisnis (pivot) atau tetap bertahan pada model bisnis yang sama (persevere). Ketika sebuah bisnis memilih untuk melakukan pivot, maka bisnis tersebut berada pada kondisi dimana ide bisnis tidak lagi mengalami peningkatan, sehingga perlu untuk mengubah ide dasar bisnis. Namun sebaliknya, apabila ide dasar bisnis mereka dapat diterima dengan baik oleh pasar, maka bisnis tersebut dapat persevere dalam artian bertahan pada model bisnis yang sama dan melanjutkan ke siklus berikutnya.
Sohaib Shahid Bajwa dkk dalam sebuah artikel jurnal berjudul Startup Must Be Ready to Pivot menjelaskan, terdapat berbagai macam tipe pivot yang dapat diterapkan oleh perusahaan. Diantaranya adalah perubahan dalam dimensi produk, target pasar dan dimensi lainnya. Dari keseluruhan dimensi didapati berbagai macam strategi perubahan model bisnis yang dapat diterapkan oleh perusahaan (Bajwa Dkk, 2017).
Meskipun pivot berpotensi untuk mengantarkan sebuah bisnis pada pertumbuhan yang lebih baik, terdapat kendala dalam penerapannya. Sebuah artikel berjudul The Lean Startup Framework: Closing the Academic-Practitioner Divide, Shepherd dan Gruber menjelaskan bahwa beberapa pemilik bisnis terkendala dalam hal keberanian mengambil langkah pivot (Shepherd, 2020). Hal ini karena rasa cemas akan kegagalan yang mungkin saja terjadi dan dapat berdampak pada penurunan motivasi para karyawan. Menanggapi hal ini, pebisnis harus mengerti sekaligus memahamkan kepada para karyawan bahwa kegagalan merupakan hal yang wajar bagi sebuah bisnis dan menjadi sarana untuk mengelola ketidakpastian yang ada.
Dalam keadaan yang serba tidak menentu ini, meneruskan bisnis menjadi sebuah tantangan besar bagi setiap pelaku usaha. Pivot menjadi salah satu bentuk ikhtiar yang dapat diterapkan oleh setiap pelaku usaha. Mengenai hasil akhir, pastinya akan berbeda antara perusahaan satu dengan yang lain. Namun, satu hal yang perlu diingat adalah selalu ada harapan bagi orang-orang yang berusaha dan pantang menyerah. Bukankah setelah kesulitan ada kemudahan?
Sumber
Saptuari. 2020. “Ikhtiar&Tawakkal di Tengah Krisis.”
Saputra, Andy. t.t. “Peran Inkubator Bisnis dalam Mengembangkan Digital Startup Lokal di Indonesia.”
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!