Ponpes UII adalah salah satu Kawah Condrodimuko dalam kehidupan saya. Tempat saya ditempa menjadi santri, sekaligus jadi Kyai.

Sebagai alumni Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (PP UII), saya melihat bahwa sistem pendidikan di PP UII berbeda dengan pondok pesantren mahasiswa lain. Ini karena pendidikan di PP UII tidak bisa dilepaskan dari perguruan tinggi yang menaunginya, yaitu Universitas Islam Indonesia (UII), yang menitikberatkan pada prinsip teologi Islam “Rahmatan lil ‘alamin”. Prinsip ini lalu diterjemahkan dalam kurikulum Pondok Pesantren UII melalui materi perkuliahan yang sangat adaptif dengan perubahan zaman. Oleh sebab, itu mata kuliah yang diberikan tidak hanya bermuatan Islamic Studies sebagaimana di pesantren pada umumnya seperti Ulumul Qur’an, Ulumul Hadits, Ushul Fiqh, Fiqh dan sebagainya tetapi juga ilmu-ilmu lain yang sangat menunjang kemampuan berdakwah di masyarakat seperti Public Speaking baik secara teoritis maupun praktis. Ada juga mata kuliah yang mengajarkan cara berfikir kritis seperti Filsafat Ilmu serta mata kuliah-mata kuliah kontemporer lainnya seperti Pemikiran Islam, Politik Islam dan sebagainya. Tidak lupa mata kuliah bahasa asing yang menjadi unggulan, terutama Arab dan Inggris yang diperkuat dengan praktik dalam komunikasi sehari-hari di lingkungan pesantren. Semua mata kuliah tersebut diajarkan oleh para dosen/ustadz yang memiliki background perguruan tinggi baik di dalam maupun luar negeri serta pesantren baik salaf maupun modern sehingga mampu mengkomunikasikan ilmu-ilmu tersebut secara efektif menggunakan metode active learning serta metode belajar lain yang menekankan aspek pengembangan penalaran kritis, dialogis dan transformatif. Inilah yang telah mengubah cara berfikir saya menjadi lebih moderat, toleran dan inklusif. Terlebih, mahasantri PP UII berasal dari berbagai provinsi di Indonesia dengan keanekaragaman budaya dan karakteristiknya, hal ini membentuk saya menjadi pribadi yang lebih terbuka, bersahabat, dan pluralis dalam arti bisa memahami dan menerima segala perbedaan dan keragaman dengan mudah. Lingkungan pendidikan pesantren seperti inilah yang menjadikan alumni PP UII -apapun profesi dan latar belakang keilmuannya- mudah beradaptasi dan bergaul sehingga siap berkiprah di manapun untuk mengabdikan ilmu yang telah diperolehnya. Terlebih, pasca kelulusan alumni PP UII diberi kesempatan untuk mengabdikan ilmunya melalui program pengabdian di lingkungan UII. Dengan begitu diharapkan alumni PP UII benar-benar menjadi sarjana Muslim plus, yaitu cendekiawan sekaligus ulama yang berilmu amaliah dan beramal ilmiah.

Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia membantu para santri untuk menjadi pribadi yang berakhlaqul karimah, berilmu mendalam, berwawasan luas dan berpikiran bebas.

Bagi saya, PP UII itu seperti kawah candradimuka, karena diisi oleh para intelektual muda religius yang bervisi masa depan. Bagi kami, mendalami dan mengamalkan ilmu agama bukan menjadi penghalang untuk maju, tetapi menjadi kekuatan untuk melakukan pembaruan-pembaruan. Saya bersyukur pernah menjadi bagian darinya (2000-2004). Pengalaman itu memberikan saya kesempatan untuk berinteraksi, saling belajar, dan mengasah kepekaan sosial, solidaritas, spiritualitas serta intelektualitas.

Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia adalah pondok yang mampu menciptakan atmosfir “fastabiqul Khairot” dalam konteks akademik, social dan seni.

Menjadi bagian dari Pondok Pesantren (Ponpes) UII adalah sebuah kebahagiaan. Di tempat itulah saya pernah mengalami turning point—antara hidup dan mati. Atas kuasa Allah, saya bangkit dan berproses menjadi pribadi yang lebih baik. Model pembelajaran di Ponpes UII sangat komplit. Menggabungkan aspek duniawi dan ukhrawi. Intelektualitas, emosi, dan spiritualitas sama-sama mendapat porsi yang berimbang. Iklim kompetisi yang positif antar santri menjadi poin penting tersendiri. Di situ saya sebagai santri belajar bahwa di atas langit masih ada langit. Pada akhirnya saya sadar bahwa kompetisi saja tidak cukup. Sebab yang diperlukan adalah kolaborasi, saling mengisi, sama-sama mengabdi, dan menginspirasi sesuai bidang dan kapasitas diri masing-masing.

Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia bukan hanya sekedar tempat edukasi yang religius akan tetapi pondok ini juga sebagai media inspirasi dan motivasi untuk meraih mimpi dalam mewujudkan cita-cita dan cinta serta membentuk muslim sejati yang dalam kesehariannya penuh dengan kesederhanaan, kasih sayang, persahabatan tanpa pamrih dan kompetisi obyektif untuk meraih yang terbaik. Terima Kasih Pondok Pesantren UII. Maju dan jaya terus PP UII smoga selalu dalam ridha illahi rabbi…..aamiin

Menjadi bagian dari PP UII adalah suatu keberuntungan. Karena kita dituntut untuk menjadi
“Sophisticated Santri” (Santri Canggih). Berprestasi, semangat berkarya, dan berakhlaqul karimah. Di PP UII kita bertemu sahabat dan guru yang luar biasa, hal ini adalah pengalaman berharga yang tidak bisa dilupakan.

Bersyukur, pernah menjadi bagaian dari pondok UII. Pondok UII merupakan tempat kami berkembang untuk belajar memandang suatu permasalahan dari banyak sisi, mencoba merefleksikan hal-hal yang terjadi dilingkungan yang dilandasi dengan ilmu, tempat untuk membuka cakrawala baru, dan juga lingkungan yang kondusif untuk beproses. Seperti halnya dawuh imam syafi’i “Merantaulah, kau akan dapatkan pengganti dari kerabat dan kawan” dan yups, betul saja.. meskipun kami tak satu ibu tapi rasa kekeluargaan itu sangat kental terasa untuk saling mensupport dan membantu satu sama lain bukan hanya saat belajar / mau UAS aja tapi pas duit pun tak ada 😀 Hal lain yang dikangenin adalah diajar langsung oleh para asatidz yang menjadi rujukan dilingkungannya, pakar di bidangnya dan menyampaikan materi dengan sabar, tidak tegang meskipun di kelas, perasaan kekeluargaan dan kehangatan itu lagi lagi terasa. Terimakasi pp UII, kaulah rumah kedua kami.

Alhamdulillahirabbil’alamin, pernah mengecap pengalaman sebagai santri di Pondok Pesantren UII adalah hal yang patut disyukuri. Di PP UII saya bisa bertemu dengan sosok inspiratif yang banyak berpengaruh pada pola pikir dan cara pandang saya baik para dosen, alumni, bahkan teman sendiri. Lingkungan di PP UII juga memotivasi kita untuk terus berusaha mengukir prestasi baik dalam kegiatan akademik maupun non akdemik. PP UII adalah rumah sekaligus tempat untuk membuka cakrawala pemikiran dengan berbagai kegiatan di dalamnya dan sebagai rumah, di PP UII inilah saya menemukan sahabat-sahabat saya, tidak sedarah namun sudah seperti saudara. Nikmati dan jalani proses yang ada di PP UII, yakinkan diri bahwa apa yang sudah kita dapatkan di PP UII akan menjadi bekal hidup yang bermanfaat di masa depan, insya Allah bakal kangen.

Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia bukan hanya sebuah asrama, tetapi sudah seperti rumah perjuangan yang sempurna dengan pondasi ilmu yang sangat berguna bagi masa depan saya. Dengan keikhlasan para asatidz yang luar biasa, saya merasa mendapat banyak manfaat darinya. Semua pencapaian saya tentu karena bekal dari pondok pesantren UII. Terimakasih kepada para pihak yang sudah membangun dan mengembangangkan Pondok UII. Jazakumullah Khairan.