“Meraih Ampunan dan Pahala di Bulan Muharram”

Bulan Muharram merupakan salah satu dari empat bulan mulia yang disebutkan di dalam Al-Qur’an surat At-Taubah ayat 36 yang artinya :

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya; dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa.”

Rasulullah SAW menerangkan dalam sebuah Hadist,  bahwa empat bulan tersebut adalah bulan Dzulqo’dah, Dzulhijjah, Muharram, serta Rojab yang terletak di antara Jumadil akhir dan Sya’ban.

Umat Islam sangat dianjurkan untuk memperbanyak amalan seperti yang dilakukan di bulan-bulan lain nya dalam rangka menyambut 4 bulan mulia ini khususnya Muharram. Salah satu amalan yang bisa dilakukan adalah melaksanakan puasa asyuro seperti yang termaktub di dalam hadits Rasulullah SAW. “Ini (10 Muharrom) adalah hari asyuro dan Allah tidak mewajibkan puasa atas kalian dan sekarang aku berpuasa, maka siapa yang mau, silahkan berpuasa dan siapa yang tidak mau silahkan berbuka (tidak berpuasa) “ (Bukhori :1899 dan Muslim : 2653).

Puasa asyuro dianjurkan oleh Rasulullah SAW setelah beliau menyaksikan umat Yahudi sedang berpuasa pada tanggal 10 Muharram untuk memperingati kebebasan nabi Musa as beserta pengikutnya dari kejaran Fir’aun dan pasukannya yang tenggelam di laut merah.

Perbedaan pelaksanaan puasa ini dengan puasa yang dilaksanakan oleh umat Yahudi, Rasulullah saw. menganjurkan umat Islam untuk melaksanakan puasa selama 2 hari seperti yang diriwayatkan oleh Imam Muslim : “Diriwayatkan dari Abdullah bin ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa di hari ‘asyuro dan memerintahkan (perintah sunnah) manusia untuk berpuasa, para sahabat pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Sesungguhnya hari ini adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani.’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berkata,

Apabila datang tahun depan Insya Allah kami akan berpuasa pada tanggal 9 (Muharram). Berkata Abdullah bin Abbas “ Belum sempat tahun depan tersebut datang, ternyata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah wafat.” ( Muslim : 1134/2666).

Selain itu, puasa juga bisa dilakukan selama 3 hari seperti yang disebutkan  di dalam sebuah riwayat dari sahabat Abdullah ibn Abbas “Berpuasalah kalian pada hari ‘Asyuro` dan berbedalah dengan orang Yahudi, (yaitu) berpuasalah kalian sehari sebelumnya atau sehari setelahnya” (Ibnu Khuzaimah: 2095).

Puasa pada bulan Muharram memiliki keutamaan menghapus dosa pada setahun yang lalu seperti sabda Rasulullah SAW. Termaktub di dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Qatadah -radhiyallahu ‘anhu-, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ditanya tentang puasa hari ‘Asyura. Beliau menjawab, “(Puasa tersebut) Menghapuskan dosa satu tahun yang lalu “. (Muslim : 2746). Dikutip dari Tribunnews.com, Ustadz Abdul Shomad menjelaskan bahwa dosa yang dimaksud adalah dosa besar dan kecil yang dilakukan oleh umat Islam. Adapun hutang, piutang dan harta orang yang termakan tak dapat ditebus melalui Puasa Asyura.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *