Pondok Pesantren UII awali Semester Genap dengan Stadium General

Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia pada hari Senin, 17 Februari 2020 mengadakan Studium Generale  untuk mengawali masa perkuliahan semester genap tahun akademik 2019/2020. Selain mengundang seluruh santri putra dan putri angkatan 2016-2019, Pondok Pesantren UII juga turut menghadirkan Al-Ustadz Dr.Muhammad Roy Purwanto,S.Ag.,M.Ag (alumni angkatan pertama PP UII) sebagai pembicara yang saat ini diamanahi untuk menjadi wakil Dekan Bagian Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni Fakultas Ilmu Agam Islam.

Tema yang diusung dalam Studium Generale ini adalah “Peran Ulama dalam Membangun Peradaban Islam”, tujuannya untuk mengajak seluruh santri agar mampu merenungi setiap ilmu yang tertinggal dalam artefak-artefak sejarah Islam di penjuru dunia. Sebagaimana yang disampaikan oleh Al-Ustadz Suyanto selaku pengasuh Pondok Pesantren UII, bahwa di balik artefak-artefak tersebut tersimpan berbagai ilmu peninggalan ulama terdahulu untuk direnungkan oleh setiap muslim di era ini, khususnya santri PP UII yang diharapkan mampu berkontribusi untuk mengembalikan peradaban Islam yang gemilang sesuai dengan keilmuannya masing-masing. Beliau berpesan, agar seluruh santri tetap memiliki semangat yang tinggi untuk menyongsong semester genap sehingga mampu menorehkan prestasi yang membanggakan.

Al-Ustadz Muhammad Roy, dalam kesempatan ini juga turut menyampaikan bahwa tidak ada tempat menarik yang beliau kunjungi di dunia kecuali tempat yang di dalamnya terdapat peninggalan sejarah Islam klasik. Menurut beliau, tempat-tempat tersebut mampu memompa spirit keilmuan dan mengajak untuk meneladai perjuangan ulama terdahulu. Al-Ustadz Muhammad Roy dalam hal ini berpesan kepada seluruh santri agar memiliki semangat jihad besar layaknya sosok Thoriq bin Ziyad, seorang panglima besar Islam dan aktor penting yang mampu menaklukan Andalusia bersama Musa bin Nushair. Beliau menekankan bahwa seluruh santri patut meneladani semangat tersebut, mampu memiliki mimpi yang besar, dan berani mengambil resiko. Karena, ketika seorang santri memiliki mimpi yang besar, maka ketika ia gagal, ia akan terjatuh di antara hal yang besar juga. Pesan terakhir yang disampaikan beliau dalam Studium Generale ini adalah “Setiap santri harus memiliki target pribadi dalam hidup dan selalu menempa diri melalui situasi sulit. Karena kekuatan yang besar akan lahir dari tekanan besar yang dihadapi oleh setiap santri.”

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *