Santri PP UII Borong Dua Peringkat di Pilmapres UII 2024

Dua peringkat pada ajang Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) Universitas Islam Indonesia (UII) 2024 diborong oleh santri Pondok Pesantren (PP) UII, diumumkan pada Kamis (28/3). Pada seleksi yang digelar oleh Direktorat Pembinaan Kemahasiswaan (DPK) tersebut, Nayla Ilma Kauna, mahasantri PP UII dari Program Studi (Prodi) Ekonomi Pembangunan Program Internasional berhasil menyabet Juara 1. Adapun Juara 2 sukses diraih oleh Faisal Ahmad Ferdian Syah, mahasantri dari Prodi Hukum Keluarga (Ahwal Syakhshiyah) Program Internasional.

Nayla yang berasal dari Fakultas Bisnis dan Ekonomika (FBE) mengaku bahwa Pilmapres sebagai kompetisi merupakan kesempatan yang luar biasa bagi dirinya. Ditunjuk sebagai perwakilan fakultas, Nayla mengungkapkan bahwa prosesnya mengikuti Pilmapres ke tingkat universitas cukup mendadak dan meletihkan, seperti pada tahap Sekolah Mahasiswa Berprestasi yang merupakan sesi pembinaan peserta Pilmapres UII.

“Semua yang submit berkas dari masing-masing fakultas dibina di Sekolah Mapres selama 3 hari dari pagi sampe sore. Itu proses yang capek banget, jujur. Pembinaannya mulai dari kepenulisan, skill bahasa Inggris, public speaking, personal branding, diskusi, dan seterusnya,” terang Nayla.

Setelah mengikuti Sekolah Mapres, segenap peserta mengikuti seleksi lanjutan selama dua hari. Hari pertama diisi dengan dengan presentasi Gagasan Kreatif (GK) dengan bahasa Indonesia dan Inggris, dilanjutkan dengan wawancara Capaian Unggulan (CU) pada hari berikutnya. Senada, Faisal, dari Fakultas Ilmu Agama Islam (FIAI), juga menjelaskan prosesnya mengikuti Pilmapres dalam persiapan berkas administrasi. Menurutnya, salah satu manfaat yang didapatkan dalam kegiatan tersebut termasuk dalam membangun personal branding.

“Tahapnya yang pertama kemarin kita urus berkas administrasi lalu minta tanda tangan ke Wadek (Wakil Dekan). Terlebih dahulu kita kemarin ikut dari fakultas kan, seleksi fakultas dulu. Nah, itu kebetulan aku satu-satunya dari FIAI yang ikut Pilmapres, akhirnya kemaren udah ngadep, akhirnya lolos,” ujarnya.

Bagi Nayla, motivasinya untuk tidak berhenti di tengah jalan adalah sesuatu yang diluar dugaan. Di samping itu, Nayla juga melihat manfaat yang dapat digali nantinya dengan menjadi juara Pilmapres 2024. “Pertama aku mau challenge diri sendiri karena aku diberi kesempatan, ibaratnya kamu dikasih bola, lalu bagaimana caramu menangkap bola itu. Di sisi lain, aku juga mau bawa nama baik fakultas dan PP UII. Sebisa mungkin semaksimal mungkin supaya bisa membanggakan semua pihak yang aku bawa nantinya,” tuturnya. 

Berpandangan serupa, Faisal menjelaskan bahwa dorongannya untuk maju pada ajang tersebut ialah untuk membuktikan diri dan membawa nama baik fakultas. Selain itu, semangat bagi santri dalam berprestasi di PP UII dinilai turut menjadi motivasi. “Jadi aku menganut prinsipnya Nadiem Makarim, sebenarnya. Jadi semakin orang bilang tidak mungkin, justru semakin mungkin hal itu bisa terjadi. Dan dari situlah aku berangkat untuk ikut Mapres itu,” kisahnya.

Lebih lanjut, keduanya juga berpesan bagi para santri agar berani memulai. Menurut Nayla, Pilmapres adalah “piala bergilir” bagi santri, sebab dahulu, tiga peringkat tertinggi sempat diperoleh oleh santri PP UII. “Harusnya Pilmapres itu ajang pembuktian bagi kita santri sebagai bentuk dedikasi bagi Pesantren dan UII yang telah memberi kita kesempatan untuk mengenyam pendidikan ini dan terutama untuk memenuhi janji yang kita tanda tangani di awal. Dan ini seharusnya ini jadi hal yang kita lombakan bersama-sama, enggak yang itu-itu aja,” sebutnya.

Selain itu, Faisal juga memberi dorongan bagi segenap santri untuk berani mencoba. Bagi Faisal, ia merasa apa yang dihadapinya tak semenakutkan bayangan di awal. “Sebenarnya tak terbesit sedikitpun dari awal untuk menjadi Mapres. Akan tetapi berkat, dorongan dari orang tua, ‘teruslah mencoba dan belajarlah dari setiap prosesmu, nak.’ Itulah kunci kekuatan untuk bisa bertahan sampai di sini. Jangan batasi dirimu, and break your limit! Jangan pernah menyerah ketika Anda masih bisa berusaha lagi. Tidak ada kata berakhir sampai Anda berhenti mencoba! Be brave, be kind, and be you!,” pesannya. (NS/JRM)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *