Bahaya Kebodohan dalam Pemahaman Tentang Tuhan

Oleh: Rahma Nazila Najwallayali

Dalam hakikat iman, ukuran kecerdasan seseorang adalah ma’rifatullah atau sejauh mana seseorang mengenali dan memahami penciptanya yaitu Allah SWT. Di zaman ini, banyak manusia yang beragama Islam tapi tidak mengenal siapa Tuhannya. Semakin ia tidak mengenal Allah, maka semakin bodoh dirinya. Begitu sebaliknya, semakin ia mengenal siapa penciptanya, maka semakin cerdas dan mudah untuk mencapai ridho Tuhannya.  Lalu apa yang akan ditimbulkan dari seseorang yang bodoh atau tidak mengenal tuhannya? Ia akan selalu melakukan hal-hal yang bertentangan dengan Allah SWT. Naudzubillahimindzalik.

 

Ada beragam bentuk kebodohan yang berbahaya. Pertama adalah seseorang yang tidak mengenal tuhan dan tidak tahu hukum-hukum Al Quran. Jika ia tidak tahu hukum-hukum yang Allah tetapkan di dalam Al Quran, maka ia juga tidak tahu bahwa susah payahnya ibadah di dunia akan diganti dengan kenikmatan di akhirat kelak. Ia tidak tahu tentang janji janji Allah terhadap orang yang bodoh dan menentang, begitu pun mengenai janji Allah terhadap orang yang taat kepada-Nya. Kebodohan menjadi penghancur agama. Orang yang bodoh  akan selalu melakukan kesalahan yang menentang Tuhannya. Banyak hal buruk yang bisa ia lakukan karena tidak mengetahui hukum hukum Allah seperti, dzolim terhadap manusia, makan makanan haram, menyia-nyiakan shalat dan puasa, berzina, dll. Sebagai contoh, seseorang yang mengaku sebagai seorang Muslim namun terlibat dalam perbuatan berzina atau perbuatan maksiat lainnya, menunjukkan tanda kebodohan karena mereka tidak memahami hukum-hukum Allah. “Jika Allah bisa dikhianati, apalagi hamba-Nya,” begitu kata pepatah. Kedua adalah seseorang yang tidak mengenali sifat sifat Allah Swt. Tidak mengenali dan tidak mau mengenali sifat allah akan membuahkan penolakan untuk mengenali kebaikan di dunia dan di akhirat. Ketiga adalah seseorang yang bodoh terhadap rendahnya dunia ini. Ia akan melahirkan upaya untuk berusaha abadi hidup di dunia. Ia tidak tahu tentang keindahan surga, dan oleh karena itu, ia memprioritaskan kehidupan di dunia.  

 

Al-Qur’an bahkan menggambarkan beberapa jenis orang bodoh, salah satunya dalam Q. S. Al-Baqarah ayat 118 yang artinya “Dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: ‘Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?’ Demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.”.  Karena bodoh, maka mereka meminta sesuatu yang tidak semestinya, yakni: meminta Allah berbicara kepada mereka secara langsung. Permintaan ini keluar dari mulut seorang nasrani yaitu Rafi’ bin Haramalah yang ditujukan kepada Rasulullah SAW supaya Rasul meminta agar Allah SWT berbicara kepadanya tentang benarnya kenabian Muhammad. Ternyata pertanyaan ini sudah ada di zaman sebelum mereka. Permintaan yang tidak wajar seperti itu akan berulang oleh kaum yang berbeda dari masa ke masa dikarenakan hati mereka sama, sama-sama berada dalam pengingkaran kepada Allah Swt karena kebodohannya. (Q. S. Al-Baqarah: 118). 

Dengan demikian, seseorang yang kurang memahami Tuhan tidak akan memiliki pemahaman yang memadai tentang kasih sayang Allah. Mereka tidak akan menyadari bahwa kekuasaan atas seluruh alam semesta hanya dimiliki oleh Allah, dan bahwa Allah senantiasa mengawasi mereka. Mereka juga mungkin tidak memahami bahwa sebagai manusia, kita hanya patut menyembah Allah SWT, dan tidak ada yang layak disembah selain-Nya. Semoga kita semua terus berupaya untuk mendalami pengetahuan tentang Allah dan menjelajahi kesempurnaan-Nya sehingga kita tidak bersikap ceroboh dalam tindakan kita, menghindari perbuatan yang bertentangan dengan hukum-hukum-Nya, dan selalu merasa rendah hati karena hati kita dipenuhi dengan keagungan Allah SWT. Aamiin.

Penulis merupakan santriwati Pondok Pesantren UII Putri dan mahasiswi Program Studi Akuntansi, Fakultas Bisnis dan Ekonomika UII.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *