Saintifikasi Sifat Manusia dalam Perspektif Islam: Memahami Hakikat Manusia

Oleh: Asiyah Azzahra

Manusia adalah makhluk yang unik dan kompleks, diciptakan oleh Allah SWT dengan berbagai sifat dan potensi yang membedakannya dari makhluk lainnya. Dalam Islam, pemahaman mengenai sifat-sifat manusia memiliki kedalaman yang luar biasa. Allah SWT memberikan pandangan yang mendalam tentang hakikat manusia, termasuk sifat-sifat yang mencerminkan tabiat binatang jinak, binatang buas, iblis, dan malaikat. Mari kita menjelajahi pandangan ini dengan lebih rinci untuk memahami bagaimana manusia bisa hidup bermakna dalam kerangka ajaran Islam.

    • Tabiat Binatang Jinak: Manusia memiliki sifat-sifat yang mirip dengan binatang jinak. Seperti binatang, manusia memiliki kebutuhan fisik seperti makan, minum, dan reproduksi. Nafsu dan keinginan juga merupakan bagian alamiah dari kehidupan manusia. Namun, dalam Islam, manusia diingatkan untuk mengendalikan nafsu dan keinginan ini agar tidak menguasai mereka. Ini adalah ujian bagi manusia, dan mengendalikan nafsu ini adalah salah satu bentuk ketaatan kepada Allah. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Yusuf [12:53], “Dan aku tidak membebaskan diriku (dari dosa), karena sesungguhnya nafsu itu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
    • Tabiat Binatang Buas: Sama seperti manusia memiliki sifat binatang jinak, mereka juga berpotensi memiliki sifat binatang buas. Ini melibatkan rasa amarah, agresi, dan nafsu yang tidak terkendali. Dalam Islam, manusia diajarkan untuk mengontrol emosi negatif ini dan menggunakan akal sehat untuk mengatasi mereka. Rasulullah SAW pernah bersabda dalam hadits riwayat Imam Ahmad, “Barang siapa yang menahan kemarahannya padahal dia mampu melampiaskannya, maka Allah akan memanggilnya di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, lalu dia akan memilih bidadari yang dia sukai.”
    • Tabiat Iblis: Salah satu aspek penting dalam memahami sifat manusia dalam Islam adalah memahami tabiat Iblis. Iblis adalah makhluk yang durhaka kepada Allah karena merasa lebih mulia daripada manusia. Manusia memiliki sifat sombong dan congkak yang jika tidak dihindari dapat menyebabkan penyimpangan moral. Dalam Islam, kita diajarkan untuk merendahkan diri dan mengingat bahwa kita adalah makhluk Allah yang rentan dan membutuhkan-Nya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah al-Isra [17:37], “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat mengebor bumi dan kamu sekali-kali tidak dapat mencapai tinggi gunung.”
    • Tabiat Malaikat: Sementara manusia memiliki sifat-sifat binatang jinak, binatang buas, dan bahkan sifat sombong seperti Iblis, mereka juga memiliki potensi untuk mengejar kesucian dan taat kepada Allah, mirip dengan sifat malaikat. Malaikat adalah makhluk yang taat dan tidak memiliki kehendak bebas. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih antara kebaikan dan kejahatan, dan dalam Islam, kita diajarkan untuk mengejar kesucian dan kebaikan. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surah Al-A’raf [7:31], “Wahai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (tempat) sembahyang, makan dan minumlah, dan janganlah berlebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Pentingnya pemahaman ini terletak pada upaya manusia untuk mengembangkan diri mereka sendiri dan memahami peran mereka dalam menjalani kehidupan yang bermakna dan penuh dengan ketakwaan kepada Allah. Memahami sifat manusia dalam perspektif Islam adalah landasan moral yang memandu manusia dalam menghadapi berbagai aspek kehidupan, termasuk interaksi sosial, tanggung jawab moral, dan pengambilan keputusan.

Dalam mengakhiri pemahaman ini, mari kita selalu berusaha untuk meraih sifat-sifat yang mendekatkan kita kepada Allah, mengendalikan nafsu negatif, dan menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, kita dapat meraih kebahagiaan dunia dan akhirat, serta memenuhi tujuan hakiki penciptaan manusia dalam Islam, yaitu beribadah kepada Allah SWT. Kesempurnaan manusia dalam Islam adalah perjalanan panjang yang memerlukan kesabaran, ketekunan, dan pengabdian kepada Allah, tetapi dengan pemahaman yang mendalam tentang sifat manusia, kita dapat mengarahkan hidup kita menuju tujuan ini dengan penuh keyakinan dan kebijaksanaan.

Penulis merupakan santriwati Pondok Pesantren UII Putri dan mahasiswi Program Ekonomi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam UII.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *