Kehormatan Sebagai Pendekatan Spiritual

Oleh : Almeyda Asharsyira

Manusia adalah makhluk yang memiliki perasaan dan kepekaan yang luar biasa. Melalui pendidikan manusia dapat mengasah perasaan dan mencapai ilmu pengetahuan, melalui ilmu pengetahuan manusia dapat menciptakan sebuah kebudayaan. Oleh karena ilmunya, manusia menjadi orang yang mengetahui. Oleh karena banyaknya pengetahuan yang dimiliki manusia, maka ia pun menjadi banyak dibutuhkan oleh manusia-manusia lain. Ketika manusia banyak dibutuhkan oleh manusia-manusia lain, maka posisinya pun menjadi terhormat. Tidak ada manusia yang tidak menginginkan pengakuan, baik dalam arti positif ataupun negatif, karena pengakuan menjadi satu-satunya cara agar seseorang memiliki makna, memiliki jawaban ketika ada pertanyaan “kamu siapa?”. 

Pengakuan merupakan sebuah penghormatan, namun dengan perspektif manusia yang berbeda-beda, pengakuan dalam pandangan manusia tidak pernah bersifat stabil. Seperti ada yang menganggapmu sempurna tapi ada juga yang tidak, bahkan selevel Tuhan saja ada yang menganggap “ada” ada yang menganggap “tidak ada”. Disamping ada realita dengan pandangan Allah yang nyata mengapa kita harus menyeragamkan persepsi manusia elusif akan perspektif, bukankah hanya akan melelahkan?

Untuk itu Allah memberikan keutamaan penghormatan dalam pandangan Islam, bahkan dengan segala kebaikannya Allah berikan setiap manusia penghormatan baik dengan usaha maupun tidak dengan usaha seperti akal, rasa simpati, rasa berani, dan sebagainya. 

Ada beberapa cara untuk mengusahakan penghormatan agar mencapai keistimewaan.

  • Mengenali Allah SWT, bagaimana kita tahu bahwa kita sudah mencapai keistimewaan dalam pandangan-Nya apabila kita tidak mengenalinya, bagaimana kita mencapai keistimewaan kita untuk mengenali diri sendiri juga tidak tahu, karena sejatinya “Barang siapa telah mengenal Tuhannya maka ia mengenali dirinya”.
  • Mendekatkan diri pada sang pencipta, selalu menyadarkan kita akan kekurangan dan kelemahan yang harus kita perbaiki, mendekekatkan diri pada sang pencipta membuat kita jatuh cinta menerima semua perintah serta menjauhi larangannya. Bukankah apabila kita sudah jatuh cinta maka segala sesuatu akan ikhlas dilakukan untuknya ?
  • Menggunakan panca indra dengan ketaatan pada Allah SWT, artinya menggunakan panca indra dengan sebaik-baiknya karena tidak mungkin ketaatan Allah mengantarkan kita pada kejelekan. Bagaimana kita mendapat keistimewaan sedang dalam mayoritas pandangan manusia penghormatan akan didapatkan dari kebaikan.
  • Menahan diri dari larangannya, larangan Allah tentunya berbanding lurus dengan harapan pandangan manusia terhadap manusia lainnya, baik secara fenotipe (sifat yang nampak) ataupun genotipe (sifat yang tidak nampak). Logisnya dengan berlatih menahan diri dari sifat buruk yang tidak nampak oleh manusia, maka akan semakin mudah untuk mendapatkan keistimewaan penghormatan dengan kebaikan persepsi manusia.

Pada dasarnya penghormatan dan keistimewaan manusia atas dunia bisa kita latih dengan pendekatan spiritual kepada Allah atas akhirat. Segala macam perintah, larangan, dan aturan yang Allah berikan semata-mata mengantarkan kita pada kebahagiaan yang sering kali seluruh manusia dambakan yaitu dunia. Tidak salah jika seorang Muslim pun ingin bahagia dan sudah seharusnya menjadi kehendak sejati bagi setiap Muslim bahwa sudah saatnya menghilangkan inferioritas dalam tubuh umat Islam dengan cara memahami Islam secara komprehensif dan berkesinambungan untuk mencapai penghormatan. Ibnu Taimiyyah mengatakan agama Islam tidak akan bisa tegak dan abadi tanpa ditunjang kekuasaan, oleh karena itu dengan penghormatan inilah kita dapat kekuasaan sehingga dapat menegakkan nilai keislaman.

Penulis merupakan santriwati Pondok Pesantren UII Putri dan mahasiswi Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam UII.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *