Dakwatul Islamiyah: Kenyamanan Menjemput Kebahagiaan Dunia dan Akhirat

Oleh: Lia Uzhma Nurdina

“Kenapa aku kalau ngobrol sama dia rasanya nyaman banget”, “hati aku nyaman kalo aku selalu di sampingmu”. Itulah kalimat-kalimat yang sering didengar pada kalangan remaja saat ini. Dia yang memberi kenyamanan akan menjadi sang juara dan yang lama menetap akan kalah. Ketika hati memilih mencari tempat  nyaman maka kenyamanan menjadi suatu hal yang penting dalam suatu hubungan atau interaksi.

Contoh lain, ketika ingin pergi dari kota ke kota lain maka seseorang akan memilih kendaraan ternyaman untuk sampai ditempat tujuan. Apalagi, jika tujuannya adalah untuk menyegarkan pikiran dengan melepas kejenuhan, dalam bahasa lain healing. Lalu bagaimana jika kenyamanan dilihat dari sudut pandang Islam?

Dalam Islam, kenyamanan didefinisikan sebagai ketenangan hati, tentram dan juga rasa aman yang didapatkan ketika seorang hamba mendekatkan serta berserah diri kepada Allah, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Islam memberikan arti kenyamanan abadi, berbeda dengan kenyamanan sementara. Pada dasarnya rasa nyaman itu tergantung pada keadaan batin yang diselimuti keimanan.

Jika dikorelasikan dengan ilmu komunikasi, kenyamanan dalam berinteraksi dapat mempengaruhi efektivitas  komunikasi yang dilakukan. Kenyamanan dalam berinteraksi dapat membantu dalam mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan. Begitu juga dalam berdakwah, agar apa yang disampaikan dapat mencapai apa yang dituju maka perlu diperhatikan kenyamanan dalam berinteraksi. Disamping itu, berdakwah bukan hanya saja menyampaikan nasihat-nasihat yang telah ada dalam firman Allah dan hadits-hadits rasulullah serta kisah para sahabat lainnya namun dengan memberi kenyamanan dalam berinteraksi termasuk ke dalam dakwatul islamiyah.

Setiap manusia tentunya menginginkan kebahagiaan (sa’adah) di dunia dan di akhirat. Salah satu bentuk sa’adah di dunia yang memiliki intensitas abadi yaitu dengan keteraturan dalam interaksi sosial dalam bentuk kenyamanan yang termasuk ke dalam dakwatul islamiyah. Konsep ini sesuai sebagai umat muslim, harus yakin dengan kebenaran yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW dimana kalam-kalam Allah diturunkan melaluinya karena yang disampaikan olehnya bukanlah kedustaan sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 23 yang artinya, Jika kamu ragu pada Al-Qur’an yang kami wahyukan kepada hamba kami (muhammad), datangkanlah satu surat yang semisal Al-Qur’an. Ajaklah para saksimu (pembelamu) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar. dengan itu ketika yakin atas kebenaran Rasulullah maka itulah yang menjadi perantara bagi umatnya kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Juga sebagai umat Muslim dengan memberikan kenyamanan antar sesama dapat mengantarkan kepada kebahagian dunia dan akhirat.

Kesimpulan dari korelasi ini adalah bahwa kenyamanan dalam interaksi sosial dan hubungan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini menggambarkan bahwa kenyamanan memainkan peran utama dalam membentuk hubungan yang baik dan dalam mencapai kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat. Melihat dari perspektif Islam tentang kenyamanan, di mana kenyamanan sejati didefinisikan sebagai ketenangan hati, kedamaian, dan rasa aman yang diperoleh melalui ketaatan kepada Allah. Konsep ini menekankan bahwa kenyamanan dalam hidup bersumber dari keimanan dan pengabdian kepada Allah.

Selain itu, kenyamanan juga penting dalam komunikasi dan berdakwah. Ditekankan bahwa kenyamanan dalam berinteraksi dapat meningkatkan efektivitas komunikasi dan membantu dalam mencapai tujuan komunikasi yang diinginkan. Dalam konteks berdakwah, memberikan kenyamanan dalam berinteraksi juga dianggap sebagai bagian dari dakwatul islamiyah (penyiaran Islam). Dengan demikian, bahwasanya menciptakan kenyamanan dalam hubungan dan interaksi sosial merupakan langkah penting menuju kebahagiaan dunia dan akhirat, dan juga merupakan nilai yang dijunjung tinggi dalam Islam.

Penulis merupakan santriwati Pondok Pesantren UII Putri dan mahasiswi Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam UII.

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *