Pondok Pesantren UII Mengadakan Talkshow Pendampingan Prestasi Internasional Santri
Pondok Pesantren Mahasiswa Unggulan Universitas Islam Indonesia mengadakan acara “Pendampingan Prestasi Internasional Santri” pada Sabtu (28/10). Mengangkat tema “Mengukir Prestasi, Membangun Rekognisi”, sharing session oleh tiga pembicara alumni Pondok Pesantren UII tersebut dilaksanakan di Auditorium Fakultas Teknologi Industri, Gedung K.H. Mas Mansur, Kampus Terpadu Universitas Islam Indonesia, Kaliurang. Acara tersebut diikuti oleh seluruh mahasantri Pondok Pesantren UII.
Acara dibuka dengan sambutan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Putra UII, Dr. Suyanto, S.Ag., M.S.I., M.Pd. Beliau menyampaikan tujuan kegiatan ini adalah agar semakin banyak mahasantri Pondok Pesantren yang sungguh-sungguh mencari prestasi apapun bentuknya terlebih di tingkat internasional karena akan berdampak pada citra Pondok Pesantren UII di lingkungan UII dan citra Universitas Islam Indonesia di kancah internasional.
Sesi pertama bertemakan “Menjadi Mahasiswa Berprestasi” dibawakan oleh Ustadz Saiful Aziz, Lc., S.H., M.H., dosen Program Studi Ahwal Syakhshiyah UII sekaligus founder dari Unit Kegiatan Mahasiswa El-Markazy Islamic and Linguistic Club Center. Selama menjadi mahasiswa, beliau telah menorehkan 60 prestasi nasional dan internasional. Beliau menceritakan perjuangannya yang besar di perlombaan debat bahasa arab semasa kuliah sehingga bisa memperoleh puluhan prestasi. Tidak hanya berfokus pada kemenangan lomba, tetapi beliau juga bertekad untuk memberdayakan mahasiswa lainnya agar mendapatkan kesempatan yang sama.
“Di situ (lomba Festival Bahasa Arab di UI) kami tidak hanya lomba debat saja, tetapi kami coba libatkan teman-teman Pondok Pesantren UII yang lainnya”, ujarnya. “Kami latihan sendiri, kami push sendiri, kami berangkat ke UI Depok dan ternyata Alhamdulillah-nya justru menjadi pertama kalinya UII menjadi juara umum di bidang Bahasa Arab. Karena pencapaian juara umum, maka Wakil Rektor, dosen-dosen UII, Pak Rektor, semua akhirnya melirik ke pasukan ini. Dan akhirnya dari sinilah teman-teman sekalian yang menjadi cikal bakal adanya El-Markazy”, lanjutnya.
Pada sesi kedua, materi bertajuk “Tips & Trick Lolos Program IISMA” disampaikan oleh Muhammad Ulil Albab S. N., S. Kom., Awardee IISMA tahun 2021. IISMA (Indonesian International Student Mobility Awards) merupakan program mobilitas internasional ke beberapa kampus luar negeri yang diinisiasi oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sejak 2021. Pamor acara ini terus meningkat setiap tahun yang menjadikannya seperti momen UTBK untuk masuk ke PTN terbaik. Ada beberapa hal yang harus dipersiapkan dan diketahui sebelum mulai mendaftar, yaitu Mission Alignment, English Proficiency Score, IPK, Motivation Letter, Interview, dan Know Host University.
“Sekarang mendaftar IISMA juga menjadi sangat ambis sekali, dimana tidak salah. Tapi, menurut saya pribadi itu bukan motivasi yang paling baik karena kalau misalnya nggak dapat. Pertanyaannya, kamu mendapatkan sesuatu nggak dari proses kamu mendaftar IISMA ini? Nah sebetulnya yang paling cocok, sebenarnya nggak hanya untuk program IISMA, ya, tapi ketika apapun, ketika mendaftar ke suatu kesempatan termasuk ketika teman-teman daftar beasiswa UII in, menurutku yang paling penting adalah Mission Alignment ini”, terangnya.
Acara ditutup dengan penjelasan materi “Tips & Trick Meraih Beasiswa LPDP” oleh Muhammad Bahauddin, S. E., Awardee Beasiswa LPDP di Universitas Gadjah Mada. Pembawaannya yang jenaka khas santri menjadikan suasana lebih santai dan cair. Beliau menuturkan bahwa semua informasi sudah tersedia di situs web resmi LPDP sehingga sudah menjadi kewajiban bagi pencari beasiswa untuk mencarinya terlebih dahulu sebelum bertanya kepada orang lain. Untuk motivation letter dan proposal dapat dimintai proofreading kepada awardee LPDP. Selain itu, detail setiap informasi harus diperhatikan dengan seksama.
“Semua informasi diambil dari website, tapi dibaca detail. Jangan ada satu artikel atau poin yang terlewat. Yang kemarin saya hampir salah input nomor telepon. Saat sebelum submit, saya baca ulang lagi. Oh ternyata ada satu yang kelewatan. Nomor telepon itu tidak boleh ditulis 08, tapi +62”, contohnya.
Fadhil Huwaiza selaku moderator sesi tersebut menyimpulkan poin-poin penting dari seluruh materi yaitu pentingnya mempunyai kemahiran berbahasa Inggris (English proficiency) dan mengecek seluruh persyaratan pada situs web masing-masing program. (FJA)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!