Memperbaiki Niat untuk Menyambut Ramadan
Memasuki bulan Ramadan, Pondok Pesantren (PP) Universitas Islam Indonesia (UII) menyelenggarakan Tarhib Ramadhan yang digelar di Aula PP UII Putra, Condongcatur, pada Selasa (12/3). Sekaligus sebagai pembukaan rangkaian Bahana Syiar Ramadhan (Basyiro) 2024, acara turut menghadirkan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan, Keagamaan & Alumni UII, Dr. Drs. Rohidin, S.H., M.Ag.
Basyiro 2024 yang bertajuk “Mengokohkan Kemanusiaan: Memperkukuh Persatuan di Bulan Ramadhan” meliputi sejumlah acara, yakni Tarhib Ramadhan, Bakti Desa, Basyiro Competition 2024, serta Tablig Akbar. Dalam sambutannya, Ust. Dr. Suyanto, S.Ag., M.S.I., M.Pd. selaku Pengasuh PP UII Putra, mengungkapkan rasa syukur atas kedatangan Ust. Rohidin di PP UII.
“Kami betul-betul mengucapkan ribuan terima kasih kepada Bapak Wakil Rektor III atas kepedulian, perhatian, dukungan, bimbingan kepada kita semuanya, dan khususnya pada hari ini, kehadirannya di tempat kita sebagai bagian dari bentuk support dan bimbingan beliau kepada kita semuanya,” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ust. Suyanto menyampaikan harapannya agar PP UII dapat senantiasa memberikan kontribusi yang positif dan mengharumkan nama baik UII. Selama perjalanan hadirnya PP UII, menurutnya, kritik yang diterima justru memberi semangat bagi santri untuk berprestasi.
“Mudah-mudahan, harapan-harapan dari didirikannya Pesantren UII ini terus melekat pada diri kita bahwa di pundak kita itu ada amanah untuk menjadi pemimpin umat dan pemimpin bangsa. Kita punya amanah untuk bisa meneruskan jejak-jejak dari semangat para pendiri dulu, baik pendiri UII maupun pendiri Pondok Pesantren UII,” jelas Ust. Suyanto.
Pada paparannya, Ust. Rohidin membahas pentingnya niat selama berpuasa di bulan Ramadan. Keseriusan niat dapat berdampak pada konsekuensi amal, sehingga menjadi penting untuk berniat secara sungguh-sungguh kepada Allah Swt. Konsekuensi dari niat yang baik dan lurus, menurutnya, adalah keikhlasan.
“Melakukan sesuatu itu tanpa pamrih, kecuali semata-mata karena Allah Swt. Seandainya kita mendapat sesuatu dari nilai keikhlasan itu, itu juga karena semata-mata Allah Swt. … Ikhlas itu penting. Niat yang lurus itu konsekuensinya kepada ikhlas. Keikhlasan itu akan membawa kebahagiaan. Itu jaminan. Dan keterpaksaan itu akan membawa kesengsaraan,” pesan Ust. Rohidin.
Adapun menyoal isu kemanusiaan, Ust. Rohidin mengangkat pula konflik Israel-Palestina yang masih berlangsung dan berkaitan erat dengan hak asasi manusia (HAM). Serangan Israel terhadap warga sipil di Jalur Gaza mestinya memantik kepedulian santri agar tetap terjaga.
“Minimal itu adalah kepedulian hati nurani. Kalau Anda tidak bisa, misalnya dengan kekuatan, sampai ikut bertempur di sana … Dan yang kedua misalnya kita menggunakan kekuatan material. Anda bisa inisiatif misalnya menghimpun. tidak perlu dilihat besarannnya. Seberapapun, yang penting adalah nilai kepedulian,” terangnya. (JRM)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!