Mahasantri Farmasi Menoreh Prestasi
Pondok Pesantren (PP) Universitas Islam Indonesia (UII) kembali menambah catatan prestasi yang kali ini diukir dari bidang kefarmasian. Salwa Ashfiya (Farmasi 2021), akrab disapa Salwa, berhasil meraih Juara 2 Lomba Karya Tulis Ilmiah (LKTI) Nasional dalam acara “Pharmaland: Explore the Pharmaceutical World with Intelligence and Curiosity” yang diselenggarakan oleh Universitas Islam Malang (UNISMA) pada Ahad (19/05). Di samping itu, Innayah Dwi Mutia Mursalin (Farmasi 2022), akrab disapa Innay, berhasil mencetak prestasi yang tidak kalah membanggakan dengan meraih Juara 2 Patient Counseling Event (PCE) PHARMACITO 2024 yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (HIMFA FKIK UMY) pada Jumat (24/05).
Dalam wawancara, Salwa membagikan proses persiapan dalam mengikuti lomba karya tulis tersebut. “LKTI ini biasanya juga diselenggarakan secara tim atau berkelompok gitu sehingga persiapan yang harus dipersiapkan secara matang yang pasti partner yang punya visi, misi, punya ambisi, dan punya komitmen yang sama gitu,” ungkapnya. Selain dukungan dari teman-teman satu tim, Salwa juga mendapatkan dukungan dari dosen pembimbing.
Karya Salwa dan tim berjudul “NIRNAYA: Inovasi Produk Skincare Sediaan Krim Nanopartikel Kitosan Ekstrak Metanol Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) dengan Metode Gelasi Ionik Sebagai Anti-Aging” ini dirumuskan dari tema Cipta Karya Inovasi Produk Skincare dari Tanaman Daun Kumis Kucing untuk Perawatan Kulit. “Banyak tinjauan pustaka. Mulai dari kita baca kumis kucing untuk apa sih, terus baca tentang kosmetik, terus kebutuhan pasar,” tutur Salwa.
Lebih lanjut ketika ditanya terkait motivasi, ketertarikan Salwa pada menulis dan berpikir kritis mengantarkannya untuk berkomitmen dalam mengikuti lomba ini. “Gimana caranya kita menemukan solusi dari membaca berbagai literatur, terus ngelakuin riset-riset bareng teman, itu seru banget,” sebut Salwa.
Tak lupa, Salwa berpesan kepada teman-teman mahasantri yang lain agar tidak takut untuk mengambil peluang demi mengasah potensi diri. “Selain kita ngasah kemampuan diri, kita juga berkontribusi membangun di dunia ilmu pengetahuan. Karena bentuk kontribusi itu juga, siapa tahu bisa bermanfaat buat ke depannya,” pungkasnya.
Pengalaman serupa juga dilalui oleh Innay. Dalam wawancaranya, Innay menyampaikan lebih lanjut terkait patient counseling event yang ia ikuti. “Untuk lombanya kek semacam seni menyampaikan (informasi) dari apoteker kepada pasien untuk penggunaan obat dari resep. Biasanya pasien akan memberikan resep, kemudian bagaimana apoteker melayani pasiennya, mulai dari menerima resep, screening resep, sampai memberikan obat dari resep tersebut,” ujarnya.
Innay menjalani 2 (dua) tahapan lomba, yaitu tahap penyisihan dan tahap final. Tahap penyisihan adalah seleksi video yang menampilkan praktik konseling antara apoteker dengan probandus. Adapun tahap final adalah melakukan konseling pasien secara langsung. Dalam mempersiapkan tahap penyisihan dan tahap final, Innay mengaku sangat terbantu oleh dosen pembimbing dan kakak tingkat yang pernah mengikuti program serupa.
Berkaitan dengan motivasi mengikuti lomba, Innay memaparkan bahwa dirinya membutuhkan kemampuan untuk berkomunikasi dengan pasien dalam menjelaskan resep obat sehingga lomba tersebut sangat linear dengan pekerjaan yang nantinya akan Innay geluti di masa depan. “Aku ingin belajar lebih awal mengenai konseling ini kepada pasien,” ungkap Innay.
“Untuk teman-teman santri lain, terutama yang farmasi, jangan ragu untuk ikutin segala lomba termasuk mungkin bisa join juga lomba yang udah aku ikutin. Nah untuk teman-teman yang lain, kalau sekarang lagi di tahap berusaha, termasuk aku juga lagi di tahap berusaha, jangan menyerah!” pungkasnya. (FCP/FJA)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!