Meniatkan Belajar untuk Jihad Fi Sabilillah
Yogyakarta, 3 September 2023 – Telah diadakan Kuliah Umum (Studium Generale) dalam rangka mengawali perkuliahan semester ganjil di lingkungan Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (PP UII), pada Ahad (03/09). Acara dibuka oleh Master of Ceremony (MC) dengan membaca basmalah bersama-sama, dilanjutkan dengan penyampaian sambutan oleh Direktur Pondok Pesantren, al-Mukarram Ustadz Dr. K.H. Tamyiz Mukharram, M.A. Beliau pribadi berharap acara Studium Generale dapat dilaksanakan secara rutin sebulan sekali sebagai ajang untuk saling bersilaturahmi, makan bersama, dan sharing antara pihak pengelola dan santri dalam mengatasi permasalahan yang ada. Beliau juga menyampaikan beberapa patah kata nasihat mengenai pentingnya memanajemeni waktu semasa muda agar dapat berhasil di masa depan. Mengutip surah al-Ashr, apabila kita dapat mengamalkannya maka kita dapat membangun peradaban. Surah tersebut membahas tentang sumpah Allah terhadap waktu dan ini memberi indikasi bahwa waktu adalah hal yang sangat krusial. Kita harus pandai dalam menggunakan waktu agar tidak digilas oleh waktu itu sendiri. “Niatkan belajar untuk jihad fi sabilillah dan dengan suasana hati yang bahagia, nanti Allah yang akan membantu mencari jalan keluar,” pungkas beliau di akhir sambutan.
Prakata dilanjutkan dari Pengasuh Pondok Pesantren Putra, al-Mukarram Ustadz Dr. Suyanto, S.Ag., M.S.I. Beliau mengawalinya dengan mengutip sepenggal kata yang menarik dari pembukaan yang telah dibacakan oleh MC saat membuka acara, yaitu kita sejatinya sedang berada di taman-taman surga. Apa yang dimaksud dengan taman surga itu tidak lain dan tidak bukan adalah halaqah dzikir yang berupa halaqah ilmu. Para santri diharapkan dapat memaknai tempat-tempat untuk mencari ilmu sebagai taman surga. Poin selanjutnya yang Ustadz Suyanto sampaikan adalah mengingatkan para santri agar tidak lupa untuk berprestasi dalam bentuk apapun; untuk membuat portofolio yang nantinya akan berguna di masa depan. Sebagai manusia tentu kita menginginkan hayatan thoyyiba (hidup yang baik). Hasil dari amal baik yang ada dalam portofolio mungkin tidak akan menghasilkan sesuatu dalam waktu yang instan. Namun, portofolio tersebut harus senantiasa disusun sedikit demi sedikit mulai dari sekarang. Selain itu, beliau juga menyampaikan terdapat trilogi menuntut ilmu ala santri yang harus dipegang sepanjang hayat, yaitu bil kasbi (dengan usaha lahiriah), bil kasyfi (dengan usaha batiniah), dan bit ta’zimil asatidz (dengan takzim kepada para guru). Selanjutnya, poin terakhir berupa pengingat bagi para santri untuk senantiasa mengikuti ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan oleh pondok.
Adapun prakata terakhir disampaikan oleh al-Mukarram Ustadz Tajul Muluk, S. Ud., M. Ag., Pengasuh Pondok Pesantren Putri. Beliau mengutip dari kitab Syajaratul Ma’arif yang ditulis oleh Syekh Izzudin yang menyatakan bahwa ketika seseorang telah memiliki pengetahuan maka ia akan lebih mudah dalam menemukan petunjuk-petunjuk yang tidak jelas secara kasat mata, tetapi jelas secara makna. Beliau juga menegaskan agar para santri tidak malu dan menyembunyikan identitas kesantrian. Justru beliau sangat mendorong agar para santri dapat menguatkan identitasnya melalui hal akademik maupun nonakademik supaya gaung eksistensi Pondok Pesantren UII dapat terdengar jelas di lingkungan UII. Poin berikutnya adalah penegasan kembali tentang komitmen untuk berprestasi. Di akhir penyampaiannya, Ustadz Tajul menganjurkan para santri supaya dapat menjelajahi ruang-ruang berkarya yang salah satu caranya dengan menulis. Terlebih lagi sebagai santri sekaligus mahasiswa, jika ia miskin kata maka hal itu lebih buruk daripada miskin harta, karena sejatinya ia tidak dapat menarasikan isi kepalanya.
Acara ditutup dengan doa bersama. Semoga dengan diadakannya studium generale ini dapat menjadi tradisi baik yang mengantarkan para santri kepada kesuksesan. (F)
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!