,

MEMETIK MUTIARA HIKMAH MENJELANG WAKTU BERBUKA

Yogyakarta, 13 April 2022 – Tidak terasa bulan Ramadhan telah memasuki pekan pertama, berpuasa menahan lapar dan dahaga. Dalam bulan Ramadhan yang penuh berkah ini, Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (UII) mengadakan rangkaian kegiatan semarak Ramadhan yang dikemas dalam tajuk Basyiro atau Bahana Syi’ar Ramadhan. Sejak resmi dibuka pada pekan lalu, kegiatan Basyiro berlanjut pada acara buka puasa bersama santri dan santriwati Pondok Pesantren UII yang diadakan pada hari Ahad (10/04) dan bertempat di Pondok Pesantren UII Putra di Jalan Selokan Mataram, Condongcatur, Sleman.

Acara buka puasa bersama ini menjadi kegiatan tahunan yang diadakan setiap bulan Ramadhan tiba, serta menjadi momen silaturahmi antara keluarga Pondok Pesantren UII baik putra maupun putri. Dalam kesempatan kali ini, kegiatan buka puasa bersama yang menjadi inti kegiatan terlebih dahulu diawali dengan kajian kitab yang disampaikan langsung oleh Ustadz Suyanto selaku Pengasuh Pondok Pesantren Putra UII. Adapun kitab yang dikaji adalah kitab Syajaratul Ma’arif karangan Syaikh Al-‘Izz bin Abdus Salam As-Sulmi yang memuat tentang ulasan seputar akhlak, syariat tentang hati dan jasmani, perintah dan larangan batin, bentuk-bentuk ihsan, hingga sifat warak.

Untuk mengawali materi kajiannya, Ustadz Suyanto memaparkan tentang keutamaan-keutamaan yang dimiliki oleh manusia, salah satunya adalah kemampuan berbicara dan menjelaskan. Keutamaan tersebut membuat manusia menempati derajat yang lebih tinggi dibandingkan makhluk Allah Swt. yang lain. Dengan karunia ini juga manusia dapat mewariskan ajaran-ajaran kebaikan yang bersumber dari kitab-kitab suci serta hadis-hadis nabi.

Selanjutnya beliau mengambil tema tentang amalan-amalan yang dapat mendekatkan kita kepada surga dan rahmat Allah Swt. Amalan-amalan tersebut merupakan amal saleh yang tidak mendatangkan keburukan bagi yang mengerjakan maupun bagi orang-orang di sekitarnya. Kesejatian orang-orang saleh juga dapat terlihat dari bagaimana ia bersikap dalam keramaian maupun keheningan. Ustadz Suyanto juga mengutip salah satu baris kalimat yang menjelaskan tentang hal tersebut, “orang baik adalah orang yang tetap baik dalam kesendiriannya.” (HM)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *