Motivasi Santri, PP UII Melaksanakan Sharing Beasiswa LPDP

Yogyakarta, 3 November 2022 – Pondok Pesantren Universitas Islam Indonesia (PP UII) berhasil menyelenggarakan kegiatan sharing kiat-kiat beasiswa di Aula Pondok Pesantren UII Putra, Condongcatur, pada Kamis (3/11). Acara tersebut diisi oleh dua pembicara, yakni Maulina Mursalim, S.H. dan Muhammad Bahauddin, S.E.

Maulina dan Bahauddin merupakan awardee beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Kegiatan dimoderatori oleh Fahrezi Ahmad Fauzi, mahasantri Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) angkatan 2021.

Maulina sendiri merupakan mahasiswa S2 Ilmu Hukum, Universitas Gadjah Mada (UGM). Ia menyampaikan beberapa poin tips dan trik yang mesti dipertimbangkan saat mendaftar beasiswa, yakni visualisasi diri, memperbaiki kemampuan bahasa asing, menyeimbangkan prestasi akademik juga nonakademik, serta mempelajari jurusan dan kampus tujuan.

“Jangan terlalu lihat pada tantangannya, melainkan [lihat] peluangnya. “Kunci utamanya ada pada luruskan niat, maksimalkan usaha, kencangkan doa,” ujarnya memotivasi para santri yang hadir.

Adapun Bahauddin yang merupakan mahasiswa S2 Ilmu Ekonomi UGM turut menyampaikan materi yang berfokus pada penjelasan teknis beasiswa. Ia menekankan pada para santri untuk benar-benar mencermati petunjuk teknis dari seleksi beasiswa. “Ada booklet per program. Itu harus dibaca detail,” ucapnya.

Selain dalam negeri, Bahauddin pula turut memaparkan mengenai pentingnya mencermati pada beasiswa luar negeri. “Kalau luar negeri, harus dua yang diperhatikan; cara dapat beasiswa, dan kedua, lulus. Banyak kasus di luar negeri enggak lulus. Dipikirkan dulu dan diperhatikan secara seksama. Karena risikonya lebih besar dari yang di Indonesia,” tuturnya.

Dua pembicara kegiatan sharing beasiswa LPDP bersama Mudir Pondok Pesantren UII Putra, Dr. Suyanto, M.S.I., M.Pd. (tengah). Foto: Media Santri/Khalida Maryam.

Bahauddin pula menuturkan untuk mempertimbangkan kualifikasi kampus berdasarkan spesialisasi masing-masing perguruan tinggi dan program studi yang hendak diambil. Hal demikian menjadi penting karena tidak semua kampus memiliki kualifikasi jurusan yang setara dengan yang lain.

Bahauddin pula mengingatkan bahwa LPDP bukan satu-satunya jalan dalam melanjutkan studi. Masih banyak opsi lain yang mestinya menjadikan santri mempersiapkan dengan baik. “Kita harus melihat sesuatu yang berbahaya di depan, untuk mempersiapkan dalam menghadapinya,” ujarnya mengutip Yuval Noah Harari, seorang penulis terkenal.

Pada akhir sesi tanya jawab, kedua narasumber mengingatkan pada para santri untuk tidak menyerah mencoba. “Tidak ada harapan yang tinggi, yang ada hanyalah upaya yang terlalu rendah,” ujar Maulina. Senada, Bahauddin juga memberi motivasi. “Keyword untuk LPDP bukan prestasi, tetapi kontribusi, meskipun tidak linier dengan prodi,” pungkasnya. (JRM)

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *